Rabu, 26 Januari 2011

Materialisme

oleh: Roliv

Pandangan materialis Marx disusun oleh ketertarikannya pada diskursus materialisme kuno para filsuf atomis yang secara komprehensif ia tuangkan dalam desertasi doktoralnya mengenai Epikurus dan Demokritus. Pengaruh lain yang juga besar adalah kritik Feurbach terhadap Hegel.
Seperti yang telah kita bahas pada MH, konsepsi materialisme Marx terdapat pada dua karya berbeda yaitu The German Ideology (1846) yang ditulis oleh Marx dan Sosialisme ilmiah dan Sosialisme Utopis yang ditulis oleh Engels. Sumber lain yang dianggap lebih komprehensif dalam menjelaskan pandangan materialis Marx dapat kita lihat pada karyanya Tesis Tentang Feurbach (1845).
Menurut Marx, materialisme Feurbach telah gagal mengkritik idealisme Hegel bahkan terjatuh pada kubangan yang sama, idealisme dan religi. Bila bagi Hegel manusia adalah Roh atau Tuhan yang di satu sisi sedang terasingkan dan di sisi lain sedang dalam proses penyadaran dirinya, Feurbach berpendapat sebaliknya, manusia bukanlah Tuhan yang terasing melainkan ketika manusia memproyeksikan gambaran dirinya yang ideal dan menyembahnya maka manusia terasingkan dari dirinya sendiri.
Feurbach juga berpendirian bahwa materi bukanlah ciptaan ide seperti yang dikatakan Hegel namun ide adalah ciptaan tertinggi dari materi yang bernama otak. Namun materialisme Feurbach berhenti disini. Alih-alih menlanjutkan kritiknya dengan pandangan berbeda, Feurbach malah terjebak dalam konsep religius dan membangun persepsi sekularisme ateistik yang memfokuskan kritiknya pada agama dan membangun agama alternatif yang berdasarkan pada kritik transformasionalnya.
Pandangan materialis Feurbach seperti pandangan materialis lain sebelumnya adalah bahwa penginderaan materi hanyalah bentuk benda atau kontemplasi bukan sebagai aktifitas praktis inderawi manusia, perdebatan-perdebatan kaum materialis mengenai apa yang nyata dan tidak nyata juga terisolasi dari praktek dan hanya menjadi persoalan skolastik. Logika materialisme yang bekerja disini adalah logka formal membedakan satu sama lain (hukum identitas) sebagai bagian yang terpisah (diferensiasi). Inilah kekalahan utama materialisme lama (termasuk Feurbach) dari filsafat idealis Hegel yang dialektis. Seperti dikutip pada pernyataan berikut:
“… Feuerbach menghendaki objek inderawi, benar-benar dipisahkan dari objek pemikiran, tapi dia lupa menyadari bahwa aktivitas manusia itu sendiri sebagai aktivitas objektif [gegenstandliche]. Oleh karenanya dalam risalah "Esensi Kristiani" (Das Wesen des Christenthums), Feuerbach beranggapan bahwa hanya sikap teoritislah sebagai satu-satunya sikap manusia yang sejati, sedangkan praktek hanyalah bentuk penampakan kotor-Judaisme (agama Yahudi, pent). Oleh karenanya Feuerbach tidak mengerti makna penting aktivitas "revolusioner", aktivitas "praktis-kritis". (Theses On Feurbach;1845)

Berseberangan dengan Feurbach, Marx menyatakan bahwa sentimen keagamaan merupakan produk sosial dan individu abstrak yang dianalisa oleh Feurbach adalah bagian yang terintegrasi dengan masyarakat tertentu. Lebih jauh Marx berpendapat bahwa semua kehidupan sosial pada hakekatnya adalah praktis bukan kontemplasi teoritik bahkan kesesatan pembenaran mistis bagi teori hanya dapat dijelaskan melalui praktek dalam kehidupan sosial. Dengan begitu Marx mencerabut akar logika formal dalam materialisme kontemplatif Feurbach kemudian menambahkan dua poin penting bagi materialisme yaitu metode dialektika sebagai metode berpikirnya agar tidak terjebak dalam labirin idealisme dan praktek sebagai solusi dari kebuntuan perdebatan kontemplatif yang menjerumuskan teori pada mistisisme.

1 komentar:

  1. materialisme bagi Marx juga tidak cukup untuk dapat memahami dunia. Materialisme mengutamakan obyek dan hasil penginderaan/pengamatan tidak bisa memahami bahwa kondisi yang mereka amati sepenuhnya, khususnya tentang perkembangan pengetahuan dan realita kekuasaan. Materialisme seperti itu menurut Marx, usang dan kering, ngomongnya materialis padahal sebenernya masih ada jarak antara pengamat dengan obyek yang diamati. Pengetahuan yang sejati bagi Marx tidak didapat dari proses mengamati seperti begitu, tapi didapat pada saat manusia terlibat dalam sebuah aktivitas...kwkwkwwkw

    BalasHapus