Rabu, 26 Januari 2011

Metode dialektika Marx

Oleh: Roliv

Materialisme Dialektik

Materialisme dialektik adalah materialisme yang menggunakan metode dialektik dan dialektika yang berlandaskan pada materialisme. Disini dialektika adalah metode untuk memberi penjelasan yang bertujuan untuk memahami sesuatu secara kongkrit dalam keseluruhan gerak perubahan dan hubungan dengan oposisinya dan segi kontradiksinya dalam suatu kesatuan.. Mengenai metode dialektikanya Marx dalam Capital Vol.1 (1867) menjelaskan bahwa:
"Metode dialektika saya, bukan hanya berbeda dengan Hegel, tapi persis kebalikannya. Bagi Hegel, proses kehidupan dari otak manusia, yaitu proses berpikir, yang di bawah panji "Ide" bahkan diubahnya menjadi satu subjek yang independen, adalah inti hakikat dari dunia nyata, dan dunia nyata hanyalah sekedar bentuk "Ide" yang eksternal dan fenomenal. Bagi saya, sebaliknya, ide bukanlah apa-apa melainkan dunia nyata yang tercermin dalam pikiran manusia, dan diterjemahkan dalam bentuk-bentuk pikiran.”( Capital Vol.1;17;1867)

Preposisi dasar dialektika adalah bahwa segala hal berada dalam proses perubahan, pergerakan dan perkembangan yang terus-menerus. Bahkan ketika tidak terlihat sesuatupun terjadi, dalam kenyataannya, materi selalu berubah. Molekul, atom dan partikel-partikel sub-atomik terus bertukar tempat, selalu dalam pergerakan. Dialektika, dengan demikian, adalah sebuah interpretasi yang pada hakikatnya dinamik atas segala gejala dan proses yang terjadi dalam segala tingkat materi, baik yang organik maupun yang anorganik. Secara sederhana dialektika merupakan logika gerak
Engels dalam Dialektika Alam (1883), mendefinisikan dialektika sebagai "ilmu tentang hukum-hukum umum tentang gerak dan perkembangan alam, masyarakat manusia dan pemikiran." Dalam “Anti-Dühring” dan “The Dialectics of Nature”, Engels memberikan satu ringkasan tentang hukum-hukum dialektika, yang memiliki tiga hukum utama yaitu;
1. Hukum kontradikisi oposisi yang berlawanan
a. Hukum kontradiksi menyatakan bahwa terdapat pertentangan dalam suatu kesatuan. kontradiksi tersebut merupakan dasar dari gerak dan sumber dari keberadaan, kontradiksi berada dalam seluruh materi. Hukum ini juga menghasilkan penjelsan interelasi antara materi, gerak, ruang dan waktu.
2. Hukum transformasi kuantitas menjadi kualitas dan vice versa
a. Hukum ini menyatakan bahwa kelanjutan dari pertambahan kuantitas akan menghasilkan lompatan kualitas dan berlaku sebaliknya. Hukum ini menyatakan bahwa proses-proses perubahan – gerak di alam semesta – tidaklah perlahan (gradual), dan juga tidak setara. Periode-periode perubahan yang relatif gradual atau perubahan kecil selalu diselingi dengan periode-periode perubahan yang sangat cepat – perubahan semacam ini tidak bisa diukur dengan kuantitas, melainkan hanya bisa diukur dengan kualitas
3. Hukum negasi dari negasi
a. Hukum negasi menyatakan bahwa alam secara konstan terus menerus meningkatkan kuantitas numerik segala sesuatu dan menegasikannya untuk menghasilkan kualitas baru. 'Negasi' dalam hal ini secara sederhana berarti gugurnya sesuatu, kematian suatu benda karena ia bertransformasi (berubah) menjadi benda yang lain.
Upaya Engels memberikan hukum-hukum umum yang berlaku pada MD memang masih terus menjadi perdebatan karena dianggap mebatasi gerak dialektik dan terlalu ambisius. Namun seperti dalam argumen Marx, hanya prakteklah yang dapat menjawab misteri perdebatan teori, hukum dialektika Engels masih terus berlaku dalam praktik hingga saat ini. Seperti dijelaskan kembali oleh hedel dalam ludwig Feurbach dan akhir filsafat jerman pada kutipan berikut;
“… Dan pandangan dialektik sendiri tak lebih dari sekadar refleksi proses otak yang berpikir. Hal itu, tentunya, juga merupakan sisi yang konservatif: pandangan tersebut mengakui bahwa tahap-tahap pasti ilmu-pengetahuan dan masyarakat dibenarkan oleh waktu dan lingkungannya, walaupun hanya dalam batasan-batasan tertentu. Konservatisme cara pandang tersebut, memang, relatif; karakter revolusionernya yang absolut—itu lah satu-satunya keabsolutan yang harus diakui.” (Engels, Ludwig Feurbach and the End of Classical German Philosophy).

MD berlawanan dengan logika formal dan metafisika atau pandangan umum yang memulai penjelasan terhadap segala sesuatu dengan menentukan definisi baku berdasarkan atributnya. Dialektika bekerja mengungkap tampilan dibalik fenomena yang di dalam MD tampilan bisa menjadi sangat kontradiktif dengan esensinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar