Kamis, 18 Agustus 2011

Cerita tentang Puan Yang Tersandung Akhir

:Nona yg merasa hidupnya berakhir

Pagi tlah branjak lelap pun tak bisa kujalani haruskah ku pakai kata-kata Pablo kalau kau sedikit demi sedkit berhenti mencitaiku haruskah ku sedikit demi sedkit berhenti mencintaimu.

Saat lelakiku katakan ya sudah akhiri saja

Kan kuminta Tuhan tuk kembalikan waktu

Karena nyatanya jiwaku takut kehilanganmu

Ah,lelaki

Inginku dekap dirimu

Hingga ku tak lupa lagi bagaimana melukis rasa lewat malam yang berpucuk rindu

Ya,lelakiku

Inginku bersamamu malam ini

Hingga dapat kurasakan dahaga embun pagi esok rasuki ragaku

Huft, lelakiku

Maaf malam ini kecewa yang kuberi padamu

Maaf telah torehkan luka di hatimu

Ku ‘kan minta Tuhan ‘tuk tuliskan cintaku lagi dihatimu hingga ku lelap dalam keabadian-Nya.

Rembulan nan berhujan


***

Hujan

kutitip dia dalam rintikmu biarkan tetesnya basahi ragaku,agar ia tak dengarkan pedihnya hatiku

dan raih bunga tidur indah nan selimuti jiwa pun bersapa dalam tiap hela nafasnya.

Selamat tidur lelaki, lelap tidurku hanya untukmu


***

Rembulan

Usah setia, biarkan kunang-kunang yang temaniku

Cukup terangi dia saja hingga terpejam lewat bisikan Aishiteru dalam benaknya serta selimutkan perasaaku yang sangat mendalam ini

Sayangku takkan pekat padamu


***

Rindu,

Aku rindu senyum itu, aku rindu tatapan itu, rindu, aku rindu, kenapa?

Karena kamu terlanjur ada dalam perasaanku

Rembulan esok pagi tetes hujan itu kan terganti.

By: Nez

Tidak ada komentar:

Posting Komentar